Alunan puisi burung hantu naik turun
Jelaga kawat kehitaman di langit mendung
Denting, detak waktu memompa ruangan yang penuh asa
Biarkan saja mengalir deras
Membersihkan sumbat kepala
Mencairkan kering kerongkongan yang meringkik pelan
Di atas sajadah tangan menengadah
Biarkan nyanyian rindu membawa terbang
Bersama sayap-sayap malaikat yang tak pernah patah
Menahan luka, menerawang sejarah
Rodanya pun berputar
Seperti panggung teater mainkan peran
Perjalan panjang walau tanpa abad
Tanpa tirai malu, terus bertutur
Karena sadar Yang Maha Mendengar selalu ada
Bahkan di pelupuk mata, di setiap pori, dan cairan merah yang ada dalam tubuhnya
Tersandar, dengan genggaman sebuah keyakinan
Jelaga kawat kehitaman di langit mendung
Denting, detak waktu memompa ruangan yang penuh asa
Biarkan saja mengalir deras
Membersihkan sumbat kepala
Mencairkan kering kerongkongan yang meringkik pelan
Di atas sajadah tangan menengadah
Biarkan nyanyian rindu membawa terbang
Bersama sayap-sayap malaikat yang tak pernah patah
Menahan luka, menerawang sejarah
Rodanya pun berputar
Seperti panggung teater mainkan peran
Perjalan panjang walau tanpa abad
Tanpa tirai malu, terus bertutur
Karena sadar Yang Maha Mendengar selalu ada
Bahkan di pelupuk mata, di setiap pori, dan cairan merah yang ada dalam tubuhnya
Tersandar, dengan genggaman sebuah keyakinan
0 Comments:
Post a Comment
<< Home